The War of Afghan

Tadi pagi aku chatting sama Wais, my young brother, temen chat dr Afghanistan. Ternyata hari ini dia libur sekolah karena ada Kabul Conference. Ya....hari ini, 20 Juli 2010 di Kabul, ibukota Afghanistan sedang diadakan konferensi internasional yang dihadiri oleh sekitar 60 Menteri Luar Negeri di dunia, termasuk Hillary Clinton, Menlu AS. Wais bilang, "the conference to help Afghan". Lalu dia cerita tentang keadaan di sana. Sudah 8 tahun sejak pemerintahan Taliban berakhir, tapi rakyat masih belum bisa hidup tenang karena masih ada perang di beberapa daerah. Dia cerita bagaimana orang-orang dibunuh, kepalanya dipenggal dengan pisau. Sadis!!! 
Konferensi ini bertujuan untuk membicarakan bantuan bagi Afghanistan, just like Wais said to me. Salah satunya adalah upaya negosiasi dengan Taliban dan kelompok militan lainnya di Afghanistan dalam membentuk perdamaian di Afghanistan. Tapi sepertinya gak gampang. Pas konferensi sedang berlangsung tadi, terdengar bunyi ledakan keras di Kabul.
Kenapa di dunia ini semakin sulit mencari kedamaian? Perang…perang…perang…dimana-mana perang. Sesama saudara saling menghancurkan. Sepertinya nyawa manusia tuh gak da artinya aja. T_T
Ya Allah…lindungilah saudara-saudara muslim kami dimanapun….

Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

MELAWAN NASIB DI UJUNG SENJA

Kyck Andy - Sebagian orang merencakan kapan ia akan pensiun dari pekerjaan, lalu menikmati masa tua dengan semua kenyamanan hidup. Tapi sebagian lain berserah pada usia dan kekuatan fisik untuk menghentikannya. Mereka adalah orang-orang yang harus terus melawan nasib hingga usia senja, pantang mengemis dan mencari nafkah demi keberlangsungan hidupnya. “Ora kerja, yo ora mangan,” kata Mbah Redjo, perempuan berusia sekitar 75 tahun, yang masih bekerja sebagai pembuat dan penjual dolanan anak di Bantul, Yogyakarta.

Sudah lebih dari 40 tahun, Mbah Redjo menjadi pengrajin sekaligus penjual dolanan anak. Ia tak peduli berapa banyak produk China menyerbu pasar mainan anak-anak di negeri ini. Ia juga tak peduli seberapa canggih aneka permainan di jaman modern ini. Ia hanya peduli pada perutnya, pada keberlangsungan hidupnya yang ia kais dari berjualan mainan tradisional.

Mbah Redjo tinggal sendirian, suaminya sudah lama meninggal, dua anaknya hidup terpisah. Ia memilih hidup mandiri di rumahnya yang pernah terbelah oleh bencana gempa tahun 2006 lalu. Kini rumahnya sudah diperbaiki berkat bantuan donatur. Meski usianya merambah renta, tapi ia pantang meminta atau numpang hidup kepada kedua anaknya. Ia mengaku tidak ingin dan juga tidak mungkin menjadi benalu bagi kedua anaknya yang hanya berprofesi sebagai buruh tani.
Nenek yang murah senyum ini, mengerjakan semua persiapan dan pembuatan mainan sendirian, dari proses memotong bambu, menggunting besi tipis, melipat hingga mengecat. Berbagai mainan anak tradisional ia buat, seperti kipas kertas, kincir, boneka wayang, dan lain-lain.

Ketika fajar mulai menyingsing, Mbah Redjo memulai aktivitas harinya dengan menggendong bakulan dagangannya dan berjalan kaki sejauh 10 km menuju Pasar Gamping di wilayah Sleman. Ia menempuhnya dengan waktu sekitar 2,5 jam. Pukul 8 pagi hingga menjelang pukul 1 siang, ia menggelar hasil karyanya untuk diperdagangkan.
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

8 Days on Travelling

Rabu, 23 Juni 2010 jam 05.00 WITA aku berangkat ke Bandara Selaparang Mataram. Ada tugas dari kantor untuk menghadiri sosialisasi di Jakarta selama 3 hari dan lanjut ijin 3 hari . Pesawat take off sekitar jam 06.00 WITA. Perjalanan Mataram-Jakarta berjalan lancar dan pesawat landing di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng sekitar jam 07.00 WIB. Aku gak langsung menuju Hotel Santika, tempat sosialisasi yang diadakan 3 hari itu, tetapi bengong dulu di bandara nunggu temenku yang dari Banjarmasin, kita janjian bareng ke Hotel Santika-nya. Sekitar 2 jam nunggu akhirnya ketemu juga ma Anie, temenku dari Banjarmasin. Ywd, kita langsung aja menuju ke tempat acara, naik bus Damri jurusan Pasar Minggu. FYI, kita berdua sama-sama gak tau tempatnya dan gak tau jalan…so, nyasar deh kita sampe terminal Pasar Minggu. Akhirnya naek taxi deh…

Acara sosialisasi berlangsung cukup seru…ketemu temen2 dari seluruh perwakilan di Indonesia. Hari kedua, malemnya kita jalan2 rombongan 1 bus ke PRJ. Waduh…pusing liat begitu banyak orang…rame banget dah…jadinya aku n Anie malah gak beli apa2…Cuma beli helm titipan si aa….! Huft…mana ujan2an lagi!

Tanggal 25 Juni sosialisasi selesai jam 12.00 WIB. Rencana selanjutnya….JALAN2 KE BANDUNG…gak sabar banget pengen jalan2 n shopping di Bandung bareng si aa! Banyak banget titipan dari temen2 juga nih. Ke Bandung naik travel nyampe jam 18.30 WIB. Langsung menuju kost-an temenku Salisul di daerah Gasibu, numpang tidur ceritanya, hehe…! Baru 10 menit istirahat di kost Salisul, datanglah kabar buruk. Si aa kecelakaan di Limbangan dalam perjalanan Tasik-Bandung. Katanya gak bisa jalan n akhirnya dibawa pulang ke Tasik. Oh God…aku bener2 panik dan pengen nangis…! Akhirnya aku putusin besok paginya langsung ke Tasik liat keadaan si aa. Dan rencana jalan2 n shopping di Bandung pun dinyatakan BATAL!!! Maaf ya temen2…titipannya gak bisa dibeliin, hehe…

Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Desing Downloaded From Free Blogger Templates | Free Website Templates | Free PSD Graphics