Penggalan Kisah Lamaku

Hello there, the angel from my nightmare
the shadow in the background of the morgue
the unsuspecting victim of darkness in the valley
we can live like Jack and Sally if we want
where you can always find me
we'll have Halloween on Christmas
and in the night we'll wish this never ends
we'll wish this never ends
(I miss you, miss you) 



Where are you and I'm so sorry
I cannot sleep, I cannot dream tonight
I need somebody and always
this sick strange darkness
comes creeping on so haunting every time
and as I stared I counted
webs from all the spiders
catching things and eating their insides
like indecision to call you
and hear your voice of treason
will you come home and stop this pain tonight
stop this pain tonight

Don't waste your time on me you're already
the voice inside my head (I miss you, miss you)
don't waste your time on me you're already
the voice inside my head (I miss you, miss you)
Don't waste your time on me you're already
(I miss you, miss you)

Nggak sengaja aku dengar lagu itu dari laptop temenku, padahal udah lama banget aku nggak dengar lagu itu. Ah…lagu ini lagi. Aku suka banget lagu Blink 182 yang I Miss U ini. Bukan cuma lagu ini aja tapi hampir semua lagu Blink 182 aku suka. Tapi khusus lagu ini, ada sebuah cerita yang mengiringinya. Cerita yang mungkin nggak akan pernah aku lupain. Dan hari ini, sewaktu aku mendengar lagi lagu ini, kenangan itu seakan hadir kembali di depan mataku.

I just an ordinary girl, sangat-sangat biasa malah, nggak ada yang istimewa, nggak cantik, nggak popular, pinter? Nggak juga, rata-rata lah, selain itu aku juga nggak bisa akrab sama cowok. Kehidupan sekolahku sangat biasa. Sampai kelas 3 SMA aku belum pernah ngerasain yang namanya pacaran. Mana ada cowok yang suka sama aku, dengan wajah pas-pasan dan kuper gini aku cukup tau diri lah. Tapi aku juga manusia biasa, seperti remaja-remaja lainnya aku juga pengen punya pacar. Kadang aku iri lihat teman-teman yang punya pacar. Kapan aku bisa punya pacar? Apa ada cowok yang mau sama aku?

Naik kelas 3 SMA aku masuk ke kelas IPS, tepatnya 3 IPS 2. Teman sekelaspun otomatis banyak yang baru aku kenal. Untung aku masih sekelas sama sahabat-sahabatku, Dian, Sarah, Deny, dan Fita. Kami bersahabat dari kelas 2. Kebetulan Sarah, Deny, dan Fita baru pindah ke sekolahku pas kelas 2. Dan dikelas inilah, 3 IPS 2, aku mengenalnya, tepatnya tahun 2003.

Namanya Ipul. He is funny and silly. Kesan pertama pas aku kenal dia, what the weird boy he is. Aku nggak terlalu suka sama dia. But time after time, i know that he is nice and funny. Nggak ada cerita yang istimewa, semua masih seperti biasa, hidupku masih “putih abu-abu” seperti seragam yang aku kenakan. Nggak ada warna lain. Dan nggak terasa, sebentar lagi masa-masa SMA ku akan berakhir. Tapi warna baru di hidupku baru memasuki awal.

Akhir-akhir ini aku ngerasa sikap Ipul agak aneh. Dia sering ngelihatin aku, manggil-manggil aku nggak jelas gitu. Kalau aku tanya kenapa manggil dia cuma senyum-senyum aja. Hal ini juga disadari oleh sahabat dan teman-teman sekelas. Mereka jadi sering godain kita.

Suatu hari pas pelajaran Ekonomi, Bu Rum, guru Ekonomi kami menyuruhnya maju untuk mengerjakan soal.
“Ipul, kerjakan soal nomor 2,” kata Bu Rum.
Ipul maju ke depan dan mengerjakan soal itu. selesai mengerjakan soal, seperti biasanya Bu Rum berkata ke Ipul, “ Ya udah, tunjuk satu orang buat mengerjakan soal selanjutnya,”
Teman-teman langsung bereaksi usilnya. Mereka langsung menyebut namaku dan Ipul cuma senyum-senyum aja di depan kelas sambil ngelihatin aku. Aku benar-benar pengen bisa menghilang saat itu juga. Nggak tau gimana mukaku, kayaknya udah nggak berbentuk,pasti udah semerah seragam Liverpool, my favourite club, hehe.
“Mampus, perasaanku nggak enak nih. Tu anak pasti nunjuk aku deh. Untung aku udah ngerjain” aku merutuk dalam hati.
Dan bener aja, nggak lama kemudian keluarlah suara dari mulutnya sambil masih terus memandangku dan tetap cengengesan, “Wulan” katanya kemudian yang disambut suara-suara bising teman-teman godain kami. Akupun melangkahkan kaki ke depan kelas dengan salah tingkah dan mengerjakan soal berikutnya.

==
Malam itu seperti biasa aku dengerin radio di kamar. Dulu tuh masih jamannya kirim-kirim salam di radio dan request lagu gitu. Aku dan teman-temanku juga sering kirim-kiriman salam. Kalau sekarang masih jaman nggak ya? Udah lama nggak dengerin radio. Lagu yang diputar udah selesai, dan sekarang si penyiar mau baca-baca salam dan request lagu dari pendengarnya. And what a surprise...when he said... “buat Wulan di IPS 2 Smansa, ucapanya salam kangen dari Ipul. Lagunya Blink 182, I Miss U. Oke kita dengerin aja I Miss U dari Blink 182 request dari Ipul buat Wulan,” dan terdengarlah suara Tom Delonge nyanyiin tuh lagu. I like that song actually and I like Blink 182. Tapi... ”Ya Allah...Gimana besok di sekolah?? Yakin banget teman-teman pasti pada dengerin, ini kan acara program radio favorit! Mau ditaruh dimana ini muka?” Masih setengah shock aku tambah bingung bagaimana besok menghadapi teman-teman. But I can’t lied that I’m happy. Baru kali ini aku dapat salam di radio dari cowok, udah gitu ucapannya so sweet banget, hehehe.

Besok paginya di kelas, just like I though before, begitu aku masuk kelas langsung disambut senyuman teman-teman. Yang pasti itu bukan senyuman selamat datang, tapi senyuman geli berjuta makna and I knew for what that smile. Keempat sahabatku langsung mengerumuniku seperti semut menemukan gula.
“ Eh Lan, semalem dengerin B**win nggak?” tanya Sarah
“ Iya dengerin,” jawabku males-malesan
“ Si Ipul kirim salam denger?” tanya Deny antusias
Aku pun cuma mengangguk dan tersenyum kecut menjawab pertanyaannya. Nggak lama kemudian Ipul datang, dan seperti biasa melihatku sambil tersenyum cengengesan. Sumpah aku muak lihatnya! Dan teman-teman makin gencar menggoda kami.

==
“Lan, ntar kamu mau lanjutin kuliah dimana?” tanya Ipul suatu hari sewaktu dia duduk di bangku belakangku.
“Nggak tau nih, pengennya sih di UGM, ikut UM UGM ntar,” jawabku agak nggak yakin.
“wah, keren donk UGM. Mau ambil jurusan apa?” tanyanya lagi.
“Management kali ya. Emang napa gitu? Kamu sendiri mau ngelanjutin kemana?” aku balik nanya ke dia.
“Nggak apa-apa, nanya aja sih. Aku juga mau ikut UM UGM, hehe,” jawabnya sambil tertawa.

Sepenggal percakapanku dengannya. Dan emang aku jarang banget ngobrol sama dia, dan sama teman-teman cowok yang lain. Ngobrol juga paling ngomongin bola sama Hanif, Heri, dan yang lain. Seperti yang aku bilang, aku nggak bisa akrab sama cowok. Aku emang pengen masuk UGM. Tapi aku sendiri sebenarnya nggak tahu bisa ngelanjutin kuliah apa nggak. Nggak tahu apa orang tuaku mampu biayain kuliahku nanti, apalagi di universitas sekelas UGM, yang pasti mahal banget. Dan bener aja, pas pendaftaran UM UGM, bahkan untuk beli formulir pendaftaran dan biaya ke Jogja aja aku nggak mampu. Pupuslah harapanku untuk kuliah di UGM seperti impianku selama ini. Ipul? Sepertinya dia jadi ikut UM UGM, tapi dia juga nggak keterima.

==
Suatu hari di bulan Maret 2004,
“Lan, ada titipan nih dari Ipul” Deny menghampiriku yang baru datang sambil menyerahkan lipatan kertas.
“Apaan nih?” tanyaku sambil menerima kertas itu.
“Ya nggak tau lah, surat cinta kali, haha,” Jawabnya sambil tertawa dan menghindari cubitanku,
“Apaan ya? Jangan-jangan beneran surat cinta. Jangan-jangan dia mau nembak aku lagi,” batinku ke-GR-an.
“Heh malah bengong! Ke kantin yuk,” Deny membuatku tersadar dari lamunan sesaatku tadi.
“Iya bentar,” aku masukkan kertas itu ke dalam tas dan mengikutinya ke kantin.

Seharian itu aku dipenuhi rasa penasaran isi kertas itu. Keempat sahabatku udah tau tentang kertas itu dari Deny. Mereka memintaku membacanya, tapi aku nggak mau. Aku mau membacanya sendiri nanti di rumah. Nggak nyaman kalau harus membaca di depan mereka. Sesampainya di rumah aku langsung menuju kamar dan mengambil kertas itu, yang ternyata emang sebuah surat. Surat cinta? Ya..bisa dibilang begitu. Baru kali ini aku dapat surat cinta, hehe.

Dear Wulan,
Sebelumnya aku minta maaf kalau aku lancang nulis surat ini. Aku nggak berani ngomong langsung ke kamu, jadi aku tulis surat ini. Maaf juga kalau kamu ngerasa keganggu dengan sikapku selama ini. Aku ngelakuin itu karena aku suka sama kamu. Kamu cantik, lucu, dan baik. Aku suka liat senyum kamu, manis. Aku sadar, si buruk rupa ini nggak pantes buat kamu yang cantik. Tapi aku nggak bisa bohong kalau aku suka kamu. Sekali lagi aku minta maaf.

Ipul

“Jadi bener, dia suka sama aku. Ya Allah, aku harus gimana? Aku harus bales apa? Gimana?”
Tahukah kalian gimana perasaanku saat itu? aku sendiri nggak tahu! Mungkin buat kalian hal seperti ini biasa aja, it’s not something big. Tapi nggak buat aku. Selama 16 tahun hidupku, setelah sekian lama berharap bisa punya pacar yang belum pernah sekalipun aku punya, dan ini pertama kalinya ada cowok yang bilang suka sama aku, dan cowok yang pertama bilang aku cantik. U know what I felt, seneng banget, ternyata ada cowok yang menganggap aku ini “ada”. Apa aku harus menerima rasa sukanya? Nerima dia jadi pacarku? Tapi aku nggak punya perasaan apa-apa ke dia, he just friend for me, no more. even, aku bener-bener bahagia baca surat dia. Selain itu, ujian tinggal 2 bulan lagi, dan itu berarti waktuku di sekolah ini juga tinggal menghitung hari. Setelah itu gimana? Toh kami pasti pisah, mungkin nggak ketemu lagi. Apa aku tolak? Tapi dia orang pertama yang bilang suka ke aku, dan dia pasti kecewa banget kalo aku tolak. Oh God...aku bingung.
Akhirnya aku putuskan buat balas surat dia. FYI, tahun segitu masih jamannya surat-suratan, handphone masih jarang, aku juga nggak punya handphone. Email? Bikin email aja aku nggak bisa, hehe. Dan akupun menulis...

Makasih banget ya Pul suratnya. Dan makasih juga kamu udah suka sama aku. Aku nggak marah, malah aku seneng. Namanya orang suka kan nggak bisa dipaksa, itu hak kamu buat suka sama aku. Buat aku kamu itu baik, lucu, nice friend. Tapi kalau untuk lebih dari teman, maaf aku belum bisa. Sebentar lagi juga kita ujian, lebih baik kita fokus dulu deh buat ujian. Setelah lulus juga kita nggak tahu masih bisa ketemu apa nggak. Jadi lebih baik kita temenan aja kayak biasanya, lebih enak kayak gini. Maaf ya...dan sekali lagi makasih banget kamu udah suka sama aku.

Wulan

Huft...done!
Aku lipat suratku dan aku masukkan ke dalam tas. Besok aku akan kasih ke Ipul. Semoga dia nggak tersinggung dan kecewa.

==
“Gimana Lan? Apa isinya?” Deny langsung menodongku dengan pertanyaan.
“Iya dia bilang suka sama aku. Nih baca aja,” aku sodorkan surat dari Ipul ke Deny, dan ketiga sahabatku yang lain ikut membacanya.
“Terus kamu jawab apa?” tanya Fita
“baru ntar pulang sekolah mau aku kasih jawabanya. Intinya sih aku nggak bisa. Aku tuh nggak ada perasaan apa-apa sama dia, just friend,” aku menerangkan ke mereka berempat.
“Ya udah, tapi pesenku kamu harus nolaknya secara halus, jangan sampai nyakitin perasaan dia. Dan bersikap biasa aja ke dia abis ini ya,” seperti biasa, Sarah yang “dewasa” menasehatiku.
“Iya, Mama...tenang aja, aku juga tau kok,” candaku.
Kami pun melanjutkan obrolan, bercanda, dan tertawa berlima. Ah...betapa aku merindukan saat-saat bersama kalian.

Pulang sekolah, aku masukkan surat itu ke dalam buku Bahasa Inggrisku. Untung siang itu udah agak sepi, sehingga aku bisa leluasa memberikan surat itu ke Ipul.
“Pul..” aku memanggilnya.
“Iya Lan, ada apa?” dia menoleh dan mendekatiku.
“Nih,” aku sodorkan buku Bahasa Inggrisku ke dia, dan dia kebingunggan melihatnya.
“Apaan nih?” tanyanya ketika menerima buku itu,
“Udah baca aja. Aku pulang dulu ya,” kataku buru-buru dan segera meninggalkannya yang masih melongo kebingunggan.

Dan setelah kejadian siang itu, esok harinya Ipul nggak masuk sekolah. Bukan cuma sehari, tapi dua minggu dia nggak masuk. Dia sakit, tapi aku nggak tau dia sakit apa. Dan pernah si Dian nyeletuk gini, “Waduh Lan, jangan-jangan dia sakit gara-gara kamu tolak lagi. Habis kamu kasih surat balasan paginya dia langsung nggak masuk gitu, hehe.” Dan jujur, aku juga sempat kepikiran gitu, sempat merasa bersalah. “Semoga dia sakit bukan karena aku,” aku berharap dalam hati.

==
Ujian akhirnya tiba. Teman-teman belajar mati-matian untuk UAN. Aku juga sedikit lebih rajin dari biasanya. Yang biasanya nggak pernah belajar, sekarang jadi mau belajar biar cuma 1-2 jam. Gimana sikap Ipul ke aku setelah peristiwa surat-menyurat itu? Dia tetap baik sama aku, tapi udah nggak pernah manggil-manggil aku tanpa sebab lagi. Bagus lah, aku jadi nggak dibuat malu lagi.

Kebetulan nomor absen kami berurutan, absen dia pas dibawahku, jadi selama ujian dia duduk di depanku. Dan masih seperti biasanya juga setiap kali tes, kadang dia nanya jawaban ke aku. Nggak ada yang berubah. Hari itu, nggak seperti biasanya, aku agak lama jawab soal. Biasanya aku selalu keluar lebih awal daripada teman-teman lain. Tapi hari itu, udah banyak teman-teman yang keluar tapi aku masih di dalam. Ipul juga udah keluar. Lagi konsen jawab soal, tiba-tiba ada seseorang yang teriak dari depan pintu.
“Cantik, ayo cepetan keluar”
Damn!!! Aku jadi nggak konsen karena malu. Ya, itu suara Ipul. Dan ya, itu ditujukan buat aku. “Sial tu bocah, teriak-teriak depan teman-teman, pakai manggil-manggil “Cantik” lagi...huft!!” aku marah-marah dalam hati.
Dan begitu aku keluar, teman-teman langsung menggodaku, “Cieee...si cantik lama banget sih keluarnya...hahaha...”
Dan itu terakhir kalinya dia mempermalukanku, dan terakhir kalinya teman-teman godain aku karena Ipul. Karena setelah itu, kami terlalu sibuk dengan acara perpisahan, dan akhirnya kamipun benar-benar berpisah. Aku berpisah dengan Ipul, berpisah dengan keempat sahabatku, dan berpisah dengan teman-teman SMA ku.

==
Setelah lulus SMA, aku benar-benar lost contact sama Ipul. Kabar yang aku dengar dia balik ke Tangerang. Pernah aku dapat nomor HP dia dari temenku dan sekali aku SMS dia, minta maaf buat semua salahku selama ini, tapi dia nggak bales SMS ku. Sahabat-sahabatku? Dian kuliah di Jogja, Deny dan Fita coba daftar Akpol, Sarah balik ke Semarang dan kuliah di sana. Aku juga kuliah di Semarang, dan sesekali janjian ketemu sama Sarah.

Dan setelah sekian lama nggak dengar kabar si Ipul, tiba-tiba hari itu temanku membawa kabar tentang dia. Tepatnya Desember 2007, sewaktu beberapa teman SMA ku kelas 3 IPS 2 kumpul-kumpul di rumahku.
“Eh, ada yang tahu kabar Ipul nggak?” tanya Fian.
“Aku udah lama nggak SMSan sama dia,” jawab Lastri.
“Aku apalagi, nggak tahu kabarnya sejak lulus SMA” aku menimpali.
“Iya, beberapa hari yang lalu aku denger dari Dimas katanya Ipul udah nggak ada. Aku sih percaya nggak percaya. Kok nggak ada yang tahu kabar ini. Katanya udah sekitar setahun yang lalu meninggalnya.” Fian menjelaskan.
DEG!!! Sumpah aku kaget banget dengarnya. Bercanda nggak sih ini? Apa aku salah dengar? Saat itu aku benar-benar speechless dengan tampang bengong, nggak percaya banget sama apa yang aku dengar.
“Masak sih? Ngaco ah, nggak mungkin deh! Aku sering SMSan sama dia kok...tapi emang udah lama banget sih nggak SMSan,” Lastri pun nggak percaya berita itu.
“Ya aku juga nggak tahu pasti, masih pengen mastiin juga kebenarannya,” kata Fian.
“Emang kenapa meninggalnya Yan?” akhirnya aku mampu bersuara.
“Katanya sih sakit, tapi nggak tahu sakit apa,” jawab Fian.
What the shocking day! Ipul meninggal? Secepat inikah? Kenapa? Sakit apa? I can’t believe that! Ipul yang pernah bilang suka sama aku, yang selalu bikin malu aku di kelas, yang pernah kirim request I Miss U nya Blink 182 di radio, Ipul yang itu??? Iya, tapi itu emang kenyataannya. Aku bener-bener sedih. Ipul meninggal karena sakit sekitar tahun 2006, 2 tahun setelah kami lulus SMA. Dan aku baru tahu setahun kemudian! Dia pergi bahkan sebelum aku tahu apa dia mau memaafkanku atau nggak. Aaahhh...lagu itupun sayup-sayup terdengar.
Where are you?
And I’m so sorry...
Pul...dimanapun kamu sekarang, aku harap kamu udah maafin aku. Maaf aku pernah ngecewain kamu, maaf aku pernah marah sama kamu (walaupun cuma di belakang kamu), maaf buat semua salahku ke kamu. Kamu tahu, aku nggak akan pernah bisa lupain kamu. Karena kamu, dengan tingkah konyolmu, telah memberi sedikit warna dalam hidupku yang selama ini hanya putih abu-abu. Memberi cerita yang nggak biasa untuk aku kenang, dan itu adalah kenangan termanis selama 3 tahun masa SMA ku. Terima kasih buat hari-hari penuh warna itu, terima kasih buat kenangan manis yang kamu tinggalkan untukku. Rest In Peace my beloved friend...

Ini adalah sepenggal kisahku
Cerita tentang dia dan aku
Hampir tujuh tahun yang lalu
Saat masih memakai putih abu-abu

Dia yang selalu melihat dan tersenyum padaku
Dia yang selalu memanggil namaku
Mencari perhatian setiap kali bertemu
Membuatku jenggah dengan semua itu
Tingkah konyolnya selalu membuatku malu

Aku tak tahu apa yang aku rasakan ketika dia bilang suka
Campuran antara kaget, sedih, dan bahagia
Ini pertama kalinya ada yang bilang suka setelah sekian lama
Tapi aku harus membuatnya kecewa
Karena sama sekali tak ada rasa untuknya

Aku tak tahu apa yang dia rasakan saat itu
Apakah aku sudah menyakitinya?
Apakah jahat yang telah aku lakukan?
Tapi dia tetap ceria seperti biasa
Tetap tersenyum padaku dan memanggilku “cantik”
Bahkan setelah apa yang aku berikan

Dia...
Lelaki pertama yang menganggapku “ada”
Dia....
Lelaki pertama yang aku buat kecewa
Dialah pemberi warna dalam hidupku
Yang selalu putih abu-abu saat itu
Lelaki itu...
Memberi kenangan manis dalam kisahku


Mataram, 9 Januari 2011
Dedicated to someone in heaven, my beloved friend
Rest In Peace
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

6 Responses to this post

  1. Ladida on 11 January 2011 at 06:09

    ihirrr . ,so sweet . ,

    kapan balik pati ni kak ??

  2. Woelan Tomomi on 11 January 2011 at 08:32

    hahaha...so sweet apanya??
    bulan depan Insya Allah pulang pati dek...

  3. Jana Virananda on 13 January 2011 at 03:56

    Ada yang meninggal ya ? Turut berduka cita ...

  4. Woelan Tomomi on 13 January 2011 at 09:22

    hehehe...udah lama bgt koq...4 tahun yg lalu...thx ya...

  5. sibutiz on 22 January 2011 at 01:11

    wach wach,saya telat moent nich ka...
    lamz knal saja dulu ya ka..
    makasih

  6. Woelan Tomomi on 22 January 2011 at 19:17

    iya...salam kenal jg ya...

Leave a comment

Desing Downloaded From Free Blogger Templates | Free Website Templates | Free PSD Graphics