Dag Dig Dug

     Sedari siang aku sibuk berdandan. Malam ini dia mengajakku makan di luar. Ingin memberiku kejutan, katanya. Ini sungguh tak biasa. Belum pernah dia mengajak makan di restoran mahal. Mungkin makan malam romantis di malam gerimis. Untuk itulah aku berdandan manis.
     Jantungku berdebar tak karuan sedari siang. Apa gerangan kejutan yang akan dia berikan? Semakin aku memikirkan, semakin jantungku berdebar kencang. Mungkinkah dia akan memintaku menjadi pacar? Ya, mungkin. Sudah lama kami berteman. Teman dekat. Sangat dekat. Sudah lama pula aku mencintainya. Seharusnya dia tahu itu. Semua tanda telah aku berikan, tapi dia seakan tak paham. Ah, lelaki. Mengapa mereka tidak diciptakan untuk bisa mengerti isi hati perempuan?
     Dia tak menjemputku. Kami berjanji bertemu di restoran itu, tepat pukul tujuh. Dan disinilah aku sekarang. Menunggunya. Sambil berharap dag dig dug jantungku segera lenyap, menjadi normal kembali. Aku tak sabar bertemu dia dan menanti kejutannya.
     Aku suka dia, mencintainya. Lelaki yang selalu bisa membuatku tertawa, menghapus air mataku dengan senyuman. Dia selalu melindungiku, tak dibiarkan orang lain menyakitiku. Wanita tak seharusnya disakiti, begitu katanya saat aku terluka karena lelaki. Dia matahari yang selalu menyinari langkahku dan menghangatkan hatiku yang beku. Dia matahariku. Dia sangat mengagumkan bagiku.
    Setengah jam aku menunggu. Tak biasanya dia mengkhianati waktu. Semakin lama menunggu, semakin aku gelisah, dan semakin jantungku memburu. Kemudian aku melihatnya memasuki pintu. Seperti biasa, dia tampak mengagumkan. Aku senang dia datang, tak sabar menunggu kejutan. Saat dia sampai di tempatku menunggu, baru aku melihat sosok itu. Seorang perempuan cantik dan anggun tersenyum padaku di balik punggung matahariku.
     “Maaf, Ta, aku telat. Udah lama nunggu?”
     “Setengah jam,” jawabku singkat.
     “Oiya, ini kejutanku. Kenalkan, Mira, pacar baruku,” ujarnya. Tangannya memeluk mesra pinggang perempuan bernama Mira yang sekarang tak lagi tampak cantik di mataku.
Aku diam. Aku hancur. Jantungku tak lagi berdebar tetapi hampir berhenti berdetak. Sungguh ini kejutan besar seperti yang dia bilang. Dan dia berhasil mengejutkanku. Tapi bukan kejutan menyenangkan seperti yang aku impikan. Ini kejutan yang menyakitkan.

*Sebuah Flash Fiction untuk #15HariNgeblogFF*
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

4 Responses to this post

  1. titoHeyzi on 15 January 2012 at 10:45

    Daleemmm... #jlebMoment nih..

    langsung aja tuh siram pake aeer,, hhaa

  2. training outbound malang on 4 April 2012 at 15:41

    kunjungan sob ..
    bagi" kalimat motivasi sob ..
    hanya terdapat tiga warna,sepuluh bilangan, dan tujuh not;hal yang terpenting adalah bagaimana kita memanfaatkannya.
    di tunggu kunjungan balik nya sob .. :)

  3. agen tricajus medan on 21 September 2012 at 14:38

    sabarr,, sabarr,,, semoga dapet yg lebih baik

  4. outound bandung on 1 August 2019 at 16:49

    untuk info seputar paket Family Gathering di Bandung yang murah tapi ga murahan ya javaorganizer.co.id jagonya :)

Leave a comment

Desing Downloaded From Free Blogger Templates | Free Website Templates | Free PSD Graphics