Terpekur kami di kaki bukit
menatap jalang puncak menjulang
Darah berdesir terpacu adrenalin
tak sabar tuk memeluk dan menaklukannya
Satu-satu langkah kaki mantap menjejak
menyelami padang sabana yang seakan tiada akhir
berlomba dengan debu dan kerikil
Tebing terjal angkuh menantang di depan
merangkak sekali, terguling tiga kali
Ah… kami tak perduli
Apapun demi menaklukkan Sang Rinjani
Nafas yang tersengal
seluruh tubuh remuk redam
peluh yang bercucuran
terbayar lunas kala tapak menjejak puncak
Perasaan lega yang hangat
seakan berada dalam pelukan Dewi Anjani
Ini puncak, kawan!
Puncak baru yang kami taklukan
Ini puncak Gunung Rinjani
rumah Sang Dewi Anjani
Tags:
puisi
Leave a comment