by: Sinta Mahardika
Hmm hujan turun lagi, seperti saat hujan-hujan sebelumnya aku bergegas menyiapkan secangkir coklat panas untuk Mbak Riana, anak gadis majikanku satu-satunya. Memang usia kami terpaut tidak terlalu jauh, sehingga Mbak Riana menolak jika kupanggil dengan sebutan Non. Dia memintaku untuk memanggilnya Mbak Riana. Dia pun memanggilku dengan sebutan yang sama, Mbak Ning.
Read more »
Hmm hujan turun lagi, seperti saat hujan-hujan sebelumnya aku bergegas menyiapkan secangkir coklat panas untuk Mbak Riana, anak gadis majikanku satu-satunya. Memang usia kami terpaut tidak terlalu jauh, sehingga Mbak Riana menolak jika kupanggil dengan sebutan Non. Dia memintaku untuk memanggilnya Mbak Riana. Dia pun memanggilku dengan sebutan yang sama, Mbak Ning.
0 Comments
Tags:
cerpen